![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMtMChoBe0RA5ydYd334c49HyhqRGJ1MB5zIVgZJOmDYS971WBKrMrvL4K46-1FDHVxvIt8drjSJ5kpis3RXig-R9EdqYIV-7KuHWMt10Bf9xO_rvTsDU2WVbAXmH9Q243fSFMSkZm1GY/s400/Putus+Cinta-714807.png)
Sebuah riset yang digarap bersama dua kampus ternama di Belanda, University of Amsterdam dan University of Leiden dalam laporan singkatnya mengungkap ketika individu patah hati sebuah area di otak memproses perasaan sakit hati anda dengan meresponya dengan menghentikan kerja jantung sesaat. Efek dari jantung berhenti sesaat ini menyebabkan perasaaan gelisah, enggan makan dan insomnia mendadak.
Guna membuktikan kebenaran itu, tim riset kedua kampus itu
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4BKLMyBHhwl2Vccbs9kMeo0WDajmzm8p0d08545m6cwPnW09awdv8XQl4IjAq_U-dKGoh18-MIQGmM_g-t0PeAHPJMJadj7KA5a7ukP4oqd3FucynFCDr1nMBJA-HCtWK-4NdoiCBEk0/s400/broken.jpg)
Saat itu, ketika partisipan merasa suka kemudian menyatakan perasaannya pada calon pasangannya detak jantung naik secara teratur. Namun, saat perasaan itu ditolak denyut jantung menurun dan jauh lebih lambat dari sebelumnya. "Penolakan sosial secara harfiah begitu menyedihkan," simpul peneliti seperti yang dilaporkan dalam Journal Psycological Science.
sumber
No comments:
Post a Comment